Home » » Bagaimana Memikat Hati Mertua Anda?

Bagaimana Memikat Hati Mertua Anda?

Written By Unknown on Kamis, 27 Maret 2014 | 03.41


Pernikahan yang telah menjadi pilihan hidup Anda, pasti memiliki konsekuensinya masing-masing. Apalagi, keluarga pasangan Anda adalah orang yang benar-benar baru dan belum dikenal tabiatnya. Sehingga, proses perkanalan untuk keharmonisan ini harus dilakukan secara intens guna menggapai kebahagiaan yang menjadi cita-cita Anda bersama pasangan.



Banyak kasus disharmonisasi antara menantu dan mertua. Jika diurut, akar dari permasalahan ini, penyebab terbesarnya adalah adanya miskomunikasi. Karena sejatinya, baik menantu mapun mertua, pasti menghendaki kebahagiaan yang sama. Keduanya sama-sama berniat menyambung keluarga baru, bukan menambah daftar musuh. Apalagi, disharmoni ini banyak terjadi dan kerapkali menjadi pemicu retaknya bangunan rumah tangga hingga berujung pada perceraian.



Lantas, apa saja yang mesti kita lakukan agar hati mertua tertambat pada diri Anda -para menantunya? Catatan ringan ini, semoga bisa sedikit memberi gambaran. Karena sejatinya, tak ada yang sulit jika kita mau mencobanya dengan sungguh-sungguh.



Luruskan Niat



Pernikahan yang diniati karena malakukan perintah Allah dan menjejaki sunnah Rasulullah, pasti akan berjalan dengan baik dan berkesudahan dalam bahagia. Meski di tengah perjalanan banyak terdapat onak, duri, riak gelombang dan badai, kesemua itu akan bisa dihadapi dengan tegar jika niat menikah ini sudah lurus karenaNya.



Tentu, niat yang baik ini harus terus diperbarui dan dilmui, tiada henti. Kerena memang, untuk bahagia di dunia -ilmu adalah kuncinya-, untuk bahagia di akhirat -ilmu pula pembukanya-, pun, ika ingin bahagia di dunia dan akhirat -ilmu pula yang akan mengantarkannya-.



Pasanganmu adalah Kuncinya



Mulanya, mertua Anda adalah orang asing. Begitupun dengan suami/istri Anda. Ketika Anda menikah, maka Anda akan menghabiskan banyak waktu bersama pasangan hidup yang telah Anda pilih itu. Disamping banyak berkomunikasi dengan pasangan hidup untuk mengenal jati diri aslinya, sesekali –atau seringkai-, tanyakanlah perihal orang tuanya (mertua Anda, red).



Tentang bagaimana kebiasaannya, apa saja yang menjadi kesukaannya, hal-hal apa yang dibencinya, bagaimana menarik hatinya, dan seterusnya. Pertanyaan-pertanyaan ini adalah sebentuk upaya mengilmui, agar Anda tak salah arah. Apalagi, mertua Anda, punya prioritas yang tinggi dalam keharmonisan rumah tangga dan kelangsungan pernikahan Anda. Apalah artinya merebut hati istri jika Anda dimusuhi oleh bapak dan ibunya? Na’udzubillah.



‘Wakafkan’ Diri untuk Mertua Anda



Semua kita juga mengalami. Bahwa selepas menikah, Anda akan sibuk dengan aktivitas mencari penghidupan. Itu sangat wajar. Hingga akhirnya, Anda sama sekali tak mempunyai waktu untuk pasangan atau mungkin juga mertua Anda. Padahal, jika mindset ‘mewakafkan’ diri ini sudah terbentuk sejak awal, maka ketika ada waktu, sesingkat apapun, pastilah Anda akan menggunakannya dengan sebaik mungkin.



Bukankah Anda memiliki hari libur? Bukankah ketika libur itu Anda bisa menyempatkan barang 30 menit untuk mendengarkan cerita mertua Anda? Bukankah kualitas perttemuan tidak hanya ditentukan karena banyaknya waktu bertemu? Dengan mindset yang benar, insya Allah niat Anda itu akan dibayar dengan tunai oleh Allah.



Hadiahi, Agar Saling Mencintai



Rasulullah adalah teladan terbaik. Beliau pernah mewasiatkan agar kita saling berkirim hadiah. Tujuannya, supaya cinta diantara kita terbentuk dan semakin subur seiring berjalannya waktu. Memberi hadiah kepada mertua tidak harus dengan sesuatu yang mahal, jutaan atau milyaran. Karena yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha dan keikhlasan di dalamnya. Tentu, penting untuk dimengerti tentang apa saja yang menjadi kesukaan mertua Anda.



Sederhana saja, jika memang Anda telah mengetahui bahwa mertua menyukai roti tawar lengkap dengan selainya,. Bukankah untuk membeli itu semua Anda hanya perlu mengeluarkan uang puluhan ribu?



Lakukan itu secara berkala, sesuaikan dengan anggaran dan kemampuan. Lalu, tunggulah hasilnya. Anda, akan menuai apa yang telah Anda tanam dan sirami.



Lakukan ‘Pekerjaan-pekerjaan’ Langit



Jika Allah mencintai Anda, maka Dia akan menyiarkan kepada seluruh penduduk langit bahwa Dia mencintai salah satu hambaNya. Lalu, para penduduk langit itu akan menyiarkan kepada penduduk bumi bahwa Allah mencintai Anda.



Ibadah-ibadah yang kita lakukan secara ikhlas seraya mengharap ridhoNya semata, akan menghasilkan sesuatu yang sama sekali tidak pernah Anda bayangkan. Pun, dalam interaksi dengan mertua Anda.



Betapa bahagianya seorang mertua jika Anda –menantunya- merupakan sosok sholih yang tidak pernah ketinggalan shalat berjama’ah di masjid? Betapakah bahagianya orang tua istri Anda ketika suami anaknya itu rajin menilawahi al-Qur’an? Apakah ada kebahagiaan lain bagi seorang mertua kecuali seorang menantu yang takut kepada TuhanNya?



Mertuamu, adalah Orang Tuamu



Seringkali terluput, bahwa ada sebagian menantu yang menganggap mertuanya adalah orang asing. Pun, ketika usia pernikahan tak lagi berumur jagung. Ini sangat penting. Karena akhlak yang tulus, hanya bisa lahir karena cinta. Cinta, akan tumbuh ketika Anda menganggap bahwa yang wajib dicintai adalah diri Anda dan semua yang lebih berharga dari diri Anda sendiri.



Tanamkan dalam alam bawah sadar. Bahwa mertua adalah orang tua Anda sendiri. Sehingga, apa yanga Anda berikan kepada orang tua kandung, tak ada bedanya dengan apa yang Anda berikan kepada mertua Anda. Jika dalam hal materi belum bisa, maka ketulusan dan amalan hati jauh lebih penting dari sebanyak apapun materi yang diberikan dengan pamrih.



Akhlakmu Pesonamu



Amal yang paling baik adalah perangai yang memesona. Tak perlu banyak kalam, karena akhlak akan menjawab semua keraguan. Bangunlah pagi, bekerjalah dengan giat. Tunjukan bahwa mereka tidak salah memilih Anda sebagai menantunya.



Senyumlah dengan sumringah. Tebarkan, siramkan senyum itu kepada mertua, setiap Anda menemuinya. Jika Anda hidup berdekatan, jangan segan untuk berpamit ketika berangkat kerja. Sampaikan salam, pamitlah dan cium tangannya, setulus hati. Sepulangnya, jika mereka masih terjaga, kunjungilah. Tanyakan bagaimana kabarnya. Dengarkan curahan hatinya.



Jika mereka ada keperluan, segera penuhi. Apalagi, saat tak ada yang lebih penting dari memenuhi seruannya. Berikan bantuan terbaik, sesuai kemampuan Anda. Banyak itu penting, tapi kualitas terbaik jauh lebih penting. Cintai dengan tulus, maka cinta itu akan memantul lebih besar dari apa yang Anda lakukan.



Secinta Apapun, Mertua Anda ‘hanyalah’ Nomor Tiga



Tak ada taat, kecuali kepada Allah. Tak ada ittiba’, kecuali kepada baginda Rasulullah. Tak ada loyal, kecuali kepada syari’atNya.



Ketaatan, bukan pada pasangan hidup atau mertua Anda. Jika perintah, perbuatan dan ajakannya menyelishi perintah ketiganya, maka jangan ragu untuk mengingatkannya. Tentu, dengan cara yang tepat, disampaikan secara tepat, dalam waktu yang tepat pula.



Kebenaran yang dipaksakan, hanya akan berakibat pada kerusakan.



Maka, secinta apapun, mertua Anda tetaplah nomor tiga. Satu, Allah dan RasulNya. Dua, syariatNya. Tiga, siapapun selainnya; istri, mertua, keluarga, dan seterusnya.



Jika kita bisa melakukan semuanya dengan baik, sesuai ketulusan terbaik yang bisa Anda upayakan, insya Allah, suatu ketika, mertua Anda akan berkata tulus, “Mamah sangat bersyukur memiliki menantu-menantu yang baik hati seperti kalian ini. Alhamdulillah… ”[]









Penulis : Pirman

Redaktur Bersamadakwah.com









Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Roti Kabin - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger