Juru Bicara Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ustad Ismail Yusanto, membantah lembaga pejuang Khilafah ini anti-pemilu. Ia juga kembali menegaskan bahwa HTI tidak pernah menyerukan golput.
"Siapa bilang HTI anti-pemilu. Kami juga tidak pernah menyerukan golput. Yang kami selalu ingatkan adalah 'haram hukumnya' memilih caleg atau pemimpin yang tidak bermoral. Kami selalu ingatkan kepada kader dan masyarakat agar memilih caleg dan pemimpin yang peduli pada syariat Islam," kata Ismail seperti dikutip Tribun, Ahad (16/3).
Bagi HTI, kata alumnus jurusan pertambangan Universitas Gadjah Mada (UGM) itu, pemilu adalah instrumen dari sekian instrumen yang bisa dipakai untuk memperjuangkan syariat Islam. Hanya saja HTI belum tertarik untuk menempuh jalur ini sebagai arena perjuangan penegakan Khilafah.
"Fokus perjuangan HTI adalah perubahan peradaban. Makanya kita masih menempuh jalur seperti ini, jalur penyadaran dan pemikiran. Peradaban itu selalu berganti. Dulu ketika peradaban Islam mewarnai dunia, perdadan Persia dan Romawi terkubur. Sekarang yang mengemuka adalah peradaban Romawi lewat negara Barat. Makanya harus kita perjuangan lagi agar peradaban Islam mengemuka lagi," jelas Ustad Yusanto.
Apa HTI akan menjadi partai politik? "Ha...ha...ha... Tujuan perjuangan kita adalah perubahan peradaban. Kami belum melihat pentingnya perjuangan ini dilakukan lewat partai. Kami tidak ingin peradaban itu dipaksakan sebagaimana yang mereka lakukan. Kita inginkan agar perubahan peradaban itu muncul dari arus bawah, dari masyarakat," kata Ustad Yusanto. [Tribunnews/Bersamadakwah]
Posting Komentar