Wahai saudaraku, Muslim Indonesia… kami tak pernah berpikir batas-batas territorial menjadi penyekat ukhuwah Islamiyah. Sebagaimana Rasulullah diutus untuk menjadi rahmat bagi semesta alam, demikian pula seluruh muslim itu bersaudara. Tak peduli di Negara mana ia berada.
Dalam ikatan persaudaraan aqidah, muslim itu ibarat satu tubuh. Ketika satu terluka, yang lainnya merasa berduka. Ketika satu mendapatkan kemenangan, yang lain turut bersyukur dalam kebahagiaan.
Menyaksikan konsolidasi akbar yang telah kalian lakukan pada 16 Maret 2014 kemarin, secercah harapan memenuhi jiwa kami. Apa yang terjadi di negeri kalian saat ini ternyata berbeda dengan apa yang diberitakan media internasional di Negara-negara kami. Kalian menunjukkan, bahwa umat Islam tak pernah mati. Kalian juga menjadi bukti bahwa makar Allah jauh lebih dahsyat dari makar musuh-musuh dakwah ini. Rupanya konspirasi yang menghantam kalian demikian cepat berlalu. Dan umat Islam tak termakan dengan fitnah dan isu-isu.
Saudaraku… kalian pasti tahu. Bahwa saat ini dunia Islam tengah berduka. Pada saat yang hampir bersamaan, umat Islam di berbagai belahan dunia menjadi sasaran tembak konspirasi. Ada Negara-negara yang bisa diinvasi atas nama perang melawan terorisme, maka musuh-musuh Islam mengirim tentara dan peluru. Inilah yang terjadi di Afghanistan dan Irak. Hingga saat ini muslim di sana masih menderita. Entah berapa banyak muslim yang telah menjadi syuhada. Berapa banyak anak-anak yang menjadi yatim dan muslimah menjadi janda. Anak-anak ini adalah anak-anakmu juga. Muslimah-muslimah ini juga saudarimu juga. Tetapi mungkin engkau saat itu tidak bisa berbuat banyak kecuali berdoa sambil meneteskan air mata. Saat pria muslim dibantai, muslimah dinodai dan anak-anak menjerit dalam ketakutan menyaksikan penyiksaan. Dan kekejaman itu sebagiannya masih berlangsung hingga sekarang…
Ada Negara-negara muslim yang disetting mengalami perang sesama anak bangsa. Libya dan Suriah adalah contohnya. Di Libya, masa-masa itu mungkin telah berlalu. Tetapi di Suriah, musuh-musuh Islam dengan gembira menyaksikan peperangan sengit antara umat Islam dan pendukung rezim Assad. Musuh-musuh Islam tidak banyak turun tangan, mereka cukup memberikan dukungan kepada Assad dengan diplomasi rahasia dan suplai senjata. Pada saat yang sama juga terkadang memberikan senjata kepada pejuang oposisi. Rakyat Suriah pun saling bunuh. Ratusan ribu korban berjatuhan. Dan terus berlangsung hingga sekarang… Seandainya kalian tahu bahwa di sana umat Islam terpaksa makan tikus dan kucing, tersiksa kedinginan setelah rumah-rumahnya dihancurkan, mungkin air mata kalian akan lebih deras bercucuran…
Di Negara-negara yang umat Islamnya minoritas, nasib umat Islam tak kalah memprihatinkan. Inilah yang terjadi di Afrika Tengah dan Burma. Muslim dikejar-kejar, dibantai dan dibunuhi. Saat laporan PBB mengatakan bahwa yang terjadi di Afrika Tengah adalah pembantaian etnis, laporan itu tinggal laporan. Pembantaian terus terjadi dan pembunuhan terus berjalan. Dan di Burma, kami kira Indonesia lebih mengetahui nasib saudara-saudara kita di sana…
Ada pula Negara-negara Muslim yang umat Islam telah mulai bangkit. Musuh-musuh Islam pun tak tinggal diam. Konspirasi besar dilancarkan untuk menghabisi mereka dengan berbagai cara. Di Mesir kita kehilangan ribuan aktifis Islam. Dan lebih banyak lagi jumlah pendukung dakwah yang kini dijebloskan ke penjara. Setelah Presiden Mursi dikudeta, tentu kami sangat berduka. Bukan hanya Mesir menjadi terpuruk, tetapi juga Palestina terkena imbasnya. Bukan hanya Muslim yang menderita, tetapi juga seluruh anak negeri. Mereka kembali tiarap dalam cengerakam kediktatoran militer dan penguasa.
Di Turki, pemerintahan yang telah mensejahterakan rakyat dan meninggikan izzah umat Islam juga sedang digoncang. Konspirasi besar bermain dan memanfaatkan celah aksi Gullen. Langkah-langkahnya memang samar, tetapi tujuannya dapat dibaca. Musuh-musuh Islam mulai ketakutan dengan langkah Turki yang semakin Islami. Kuat, sekaligus mengembalikan kejayaan seperti prestasi Turki Utsmani.
Menyaksikan pidato Ketua Majelis Syuro kalian yang kini telah tersebar ke seluruh dunia, kami sependapat bahwa konspirasi yang menghadang umat Islam ini adalah sambung menyambung. Ada kekuatan besar yang tengah bermain. Namun melihat betapa solidnya kalian, kami yakin kalian akan memenangkan pemilu 9 April mendatang. Dan kemenangan ini insya Allah akan menjadi pelipur duka lara umat Islam di berbagai penjuru dunia.
Afghanistan…
Irak…
Libya…
Suriah…
Afrika Tengah…
Burma…
Mesir…
Palestina…
Saat kalian memenangkan pertempuran politik itu, saat itulah anak-anak kami akan bernyanyi; tanda kebahagiaan. Saat kalian memenangkan jihad siyasi itu, kami akan turut bersyukur dalam sujud yang panjang. Biarkan kami menangis sesaat. Tetapi tangis itu akan menjadi energi perjuangan kami.
Menyaksikan pidato Ketua Majelis Syuro kalian, kami punya keyakinan yang sama. Bahwa firasat qiyadah yang ikhlas itu adalah tanda kemenangan. Meski kami pun terhenyak, bahwa itu adalah pidato perpisahan. Kalian akan menang, beliau akan menyaksikan kemenangan kalian. Tetapi mungkin saja, tak lama setelah itu beliau akan berpulang ke sisiNya…
Posting Komentar