Setelah mendapat protes gencar di media sosial dan media massa nasional, akhirnya Indomaret meminta maaf telah menjual biskuit impor yang mengandung unsur babi, tanpa penjelasan non-halal. Indomaret mengakui kelolosan dalam pengawasan produk.
"Kami minta maaf, ada unsur kita kelolosan juga. Tetapi kalau kita telusuri, kesalahan murni bukan di kita," ujar Marketing Director PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf kepada Okezone, Jakarta, Jumat (23/5).
Lebih jauh Wiwiek mengatakan, saat ini pihaknya telah menarik produk-produk yang mengandung babi tersebut. Pihaknya pun akan memberikan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kembali.
"Kita akan telusuri kajian untuk tidak terulang," ujarnya.
Walaupun akan merugikan perusahaan, namun dirinya lebih mementingkan masyarakat yang mayoritas muslim, agar dapat membeli produk yang aman. "Kita tarik semua, kita menjaga, kalau memang tidak halal, ya kita cegah," ujarnya.
Indomaret mengakui, 30 toko dari total 940 toko menjual biskuit mengandung babi, tanpa keterangan dan pemisahan produk non-halal. "Tetapi saat ini sudah kita tarik semua," ujarnya.
Menurutnya, komposisi produk yang disuplai dari pihak pengimpor berbeda dengan verifikasi komposisi tahap awal. Sehingga Indomaret tidak mengetahui tepatnya kapan komposisi itu berubah mengandung babi.
Kasus biskuit mengandung babi mulai mencuat ketika salah seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Tokyo. "Hati-hati ya kalo belanja di Indonesia... Produk haram impor ini dijual bebas di Indomaret.. Coba lihat ini tertulis 'mengandung babi'" tulisnya sambil mengunggah gambar biskuit bertuliskan huruf Jepang yang berarti "mengandung babi". Kasus itu pun segera tersebar di media sosial dan akhirnya diangkat media nasional. [AM/rzy/okezone/bersamadakwah]
"Kami minta maaf, ada unsur kita kelolosan juga. Tetapi kalau kita telusuri, kesalahan murni bukan di kita," ujar Marketing Director PT Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf kepada Okezone, Jakarta, Jumat (23/5).
Lebih jauh Wiwiek mengatakan, saat ini pihaknya telah menarik produk-produk yang mengandung babi tersebut. Pihaknya pun akan memberikan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi kembali.
"Kita akan telusuri kajian untuk tidak terulang," ujarnya.
Walaupun akan merugikan perusahaan, namun dirinya lebih mementingkan masyarakat yang mayoritas muslim, agar dapat membeli produk yang aman. "Kita tarik semua, kita menjaga, kalau memang tidak halal, ya kita cegah," ujarnya.
Indomaret mengakui, 30 toko dari total 940 toko menjual biskuit mengandung babi, tanpa keterangan dan pemisahan produk non-halal. "Tetapi saat ini sudah kita tarik semua," ujarnya.
Menurutnya, komposisi produk yang disuplai dari pihak pengimpor berbeda dengan verifikasi komposisi tahap awal. Sehingga Indomaret tidak mengetahui tepatnya kapan komposisi itu berubah mengandung babi.
Kasus biskuit mengandung babi mulai mencuat ketika salah seorang mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Universitas Tokyo. "Hati-hati ya kalo belanja di Indonesia... Produk haram impor ini dijual bebas di Indomaret.. Coba lihat ini tertulis 'mengandung babi'" tulisnya sambil mengunggah gambar biskuit bertuliskan huruf Jepang yang berarti "mengandung babi". Kasus itu pun segera tersebar di media sosial dan akhirnya diangkat media nasional. [AM/rzy/okezone/bersamadakwah]
Posting Komentar